Jumat, 10 Juni 2016

renungan ramadhan


RAMADHAN
Rembulan malam bersembunyi pada bayangannya
Satu demi satu insan menmberikan penghargaannya
Pada satu bulan yang penuh cinta terhadap sesama
Yang dituliskan dalam suratan wahyu-wahyu-Nya
                        Riang gembira dengan senandung nada
                        Irama sambutan yang berdendang di dalam gendang telinga
                        Hati tertegun merenungkan dosa-dosa
                        Tumbuh bersemi menusuk jiwa
Tetapi kasih dan sayang seorang hamba
Bagaikan setetes embun terjatuh dalam kelopak bunga
Tak sebanding dengan lautan yang membentang yang terlihat mata
Seperti itulah kasih sayang Tuhan sang Maha Cinta
                        Panas nan dahaga hanyalah ujian
                        Bagi insan dengan keridhoan kepada Tuhan
                        Ibadah sebagai jalan
                        Menuju kehidupan yang abadan
Waktu kebersamaan yang terasa lamban
Seakan menjadi hikayat seorang insan
Yang memerangi hawa nafsu syaitan

Hanya mengharap taqarrub kepada Tuhan

Kamis, 09 Juni 2016

Ramadhan, bulan kasih sayang

RAMADHAN, BULAN KASIH SAYANG UMAT ISLAM
Dalam Islam, ada sebelas bulan yang menjadi dasar penanggalan, penanggalan tersebut mengacu pada revolusi bulan terhadap bumi. Umat muslim mnyebut juga dengan penanggalan hijriyah, karena bertepatan dengan hijrah Nabi Muhammad SAW sebagai awal tahun baru Islam.
Pada sebelas bulan tersebut, ada satu bulan yang didedikasikan untuk umat Muslim yaitu bulan Ramadhan, bulan dimana umat Islam melaksanakan rukun Islam yang ketiga, puasa. Seperti dalam hadis Nabi Muhammad SAW:
 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”  (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Banyak sekali hadis-hadis lain yang memberitahkan keistimewaan dari bulan puasa, bahkan al-Qur’an sendiri diturunkan pada bulan Ramadhan. Sebagai petunjuk bagi umat Islam dan sebagai hujjah dalam menentukan hukum, turunnya al-Qur’an pada bulan Ramadhan merupakan tanda bagi umat Islam bahwa bulan Ramadhan bukan hanya sebagai ladang pahala, tetapi juga bulan yang penuh kasih sayang sehingga Allah memberikan peringatan kepada hamba-Nya melalui al-Qur’an.

Tidak hanya memberikan peringatan melalui al-Qur’an, bukti kasih sayang Allah pada umat-Nya berupa penggandaan pahala terhadap ibadah apapun yang dikerjakan hamba-Nya. Taklupa diberikan surprise bagi hamba-Nya yang diimplementasikan pada malam lailatul qodar. Puncaknya adalah hari raya Idul Fitri, ketika semua telah berhasil dalam seleksi Ramadhan maka orang tersebut akan masuk pada golongan orang-orang yang kembali Fitri.
Pernyataan bulan kasih sayang ini tidak hanya hubungan Horizontal antara Tuhan dengan hamba, tetapi sebagai rekomendasi dari Allah SWT untuk saling mengasihi dan saling berempati satu sama lain yang dinamakan hablum minannas. Maka dari itu, ketika seseorang tidak mampu dalam melaksanakan puasa, maka diwajibkan baginya untuk membayar denda (fidyah). Dendanya berupa memberi makan orang miskin dengan takaran tertentu, sehingga menumbuhkan rasa empati yang tinggi. Bentuk lain dari rasa kasih sayang yang diimplementasikan dalam ibadah umat Muslim yaitu zakat fitrah.

Zakat fitrah merupakan zakat wajib yang harus ditunaikan oleh umat Islam wajib pada bulan suci ini. Dengan adanya program zakat dalam agama Islam, diharapkan semua umat Muslim bisa merayakan hari raya dengan keadaan bahagia tanpa adanya keluhan rasa lapar.
Di Indonesia, adat nenek moyang dalam menyambut datangnya bulan yang penuh kasih sayang ini dengan beragam, ada yang melakukan kirab (pawai Ramadhan), perang air (adat di Magelang), megengan (kebanyakan daerah di Jawa Timur), dll. Dari sini menandakan bahwa semangat masyarakat Indonesia sangat besar dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh kasih sayang.
Dari uraian diatas dapat diambil konklusi bahwa bulan Ramadhan ini menjadi bulan yang amat kaya akan berkah apabila kita bisa memanfaatkannya. Dalam bulan ini juga sebagai modal kita untuk taqorrub ilallah, dan hubungan muamalah yang erat, ukhuwah Islamiah. Dengan begitu kita akan menjadi manusia yang kembali ke fitroh.

Rabu, 08 Juni 2016

TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL


TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Rumusan Masalah
Kemampuan dan profesionalisme guru sangat penting untuk ditingkatkan mengingat kedua hal tersebut apabila belum mencukupi akan mempengaruhi proses pembelajaran. Guru yang tidak profesional sama saja dengan guru yang masih kon-vensional dan mereka akan mengajar sesuai kemauannya sendiri, tidak sesuai dengan aturan yang ditentukan seperti Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Tuntutan-tuntutan yang ada pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan Pemerintah, baik Permen No. 41, Permen No. 16, Permen No. 19, Permen No. 20, Permen No. 22, 23, 24 yang berhubungan erat dengan kemampuan dan profesionalisme guru meng-upayakan adanya peningkatan kemampuan bagi guru-guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Tuntutan demi tuntutan, harapan demi harapan yang berisi pe-nekanan-penekanan agar pendidikan di Indonesia terus meningkat ternyata belum sesuai dengan harapan. Kenyataannya kemampuan guru SD No 3 dan SD No 10 Kesiman melaksanakan pembelajaran baru mencapai angka 58,33 dan 56,66, sedang-kan profesionalisme mereka baru mencapai kategori D. Hasil ini patut menjadi pertanyaan besar apakah dengan kemampuan dan profesionalisme guru serendah itu akan dapat mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi bagi para siswa yang mereka ajar? Jawabannya tentu tidak. Hal inilah yang menyebabkan penelitian ini perlu dilakukan demi mengupayakan peningkatan kemampuan dan profesionalisme mereka dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan supervisi kunjungan kelas.[1]
B.     Rumusan Masalah
1.      Definisi teknik supervisi individual (perseorangan)
2.      Macam-macam teknik supervisi individual

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teknik Supervisi Individual
Bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas supervisi, baik terjadi didalam kelas maupun diluar kelas. Dalam hal ini yang disupervisi mungkin juga perorangan, tetapi mungkin juga bukan hanya seorang. Maksudnya adalah memberikan bimbingan perorangan atau individu. Pendapat lain tentang tekhnik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan adalah pelaksanaan yang diberikan kepada guru-guru tertentu yang mempunyai masalah dan bersifat perseorangan.[2]
Purwanto memberi penjelasan bahwa teknik supervisi perseorangan ada beberapa seperti: 1) mengadakan kunjungan kelas, 2) mengadakan kunjungan observasi, 3) membimbing guru dalam mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problem yang dialami siswa, 4) membimbing guru dalam hubungan dengan kurikulum.
B.     Macam-macam Teknik Supervisi Pendidik
1.      Kunjungan Kelas
Teknik yang bisa digunakan adalah mengadakan kunjungan kelas (Classroom Visitation). Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar, baik ketika kelas sedang kosong, ataupun sedang berisi oleh siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.
Teknik kunjungan kelas ini sering dilakukan oleh pengawas sebagai supervisor pada saat melakukan kegiatan supervisi terhadap guru-guru. Penerapan prinsip dan fungsi teknik kunjungan kelas tidaklah merupakan hal yang sulit untuk dilakukan oleh pengawas karena tujuannya untuk memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru terlibat dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan adanya data yang objektif itulah, pengawas sebagai supervisor dapat melakukan pembinaan terhadap guru melalui diskusi atau percakapan pribadi tentang hasil pengamatan supervisi dengan teknik kunjungan kelas sehingga upaya perbaikan dan peningkatan kualitas kemampuan dan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik. ang dimaksud dengan kunjungan kelas adalah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah, penilik, atau pengawas) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar.[3]
Ringkasnya bahwa supervisi kunjungan kelas dilakukan kepala sekolah dan pengawas sebagai supervisor berkunjung ke kelas mengadakan peninjauan suasana belajar untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar serta mengamati kelemahan atau kendala yang dihadapi guru yang nantinya supervisor dapat menolong guru dalam memecahkan kesulitan atau kendala yang dihadapi guru di dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang fungsinya untuk memajukan cara mengajar dan membantu meningkatkan kemampuan serta profesionalisme guru di dalam pelaksanaan tugasnya. Dengan kata lain, melalui teknik supervisi kunjungan kelas akan diperoleh data yang objektif mengenai kesulitan guru di dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan kesulitan itu, guru akan dibantu mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru.
Dalam teknik supervisi ini, ada tiga macam kunjungan kelas yang biasa di pergunakan, yaitu :
a.       Perencanaan : dilakukan bersama-sama secara demokratis oleh kepala sekolah dengan guru kelas yang akan dikunjungi.
b.      Pelaksanaan : observasi dilakukan se-informal mungkin dengan selalu memperhatikan prestise guru dalam kelasnya, tidak menonjolkan diri, tidak banyak interupsi dan hanya memberi demokrasi jika diminta.
c.       Penganalisasi : dilakukan sesudah observasi.
d.      Kesimpulan dan penilaian: kesimpulan sebbagai penilaian terakhir dilakukan secara kooperatif, dengan disadari dan disetujui sepenuhnya oleh yang bersangkutan.[4]
Setelah kunjungan kelas selesai, selanjutnya diadakan diskusi empat mata antara supervisor dengan guru yang bersangkutan. Supervisor memberikan saran-saran atau nasehat-nasehat yang diperlukan, dan guru pun dapat mengajukan pendapat dan usu-usul yang konstruktif demi perbaikan proses belajar-mengajar selanjutnya.
2.      Teknik Observasi Kelas
Selanjutnya teknik mengadakan observasi kelas (Classroom Observation) ialah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor, baik pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas dengan maksud untuk mencerminkan situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan. Teknik mengadakan wawancara perorangan dilakukan apabila supervisor berpendapat bahwa dia menghendaki adanya jawaban dari individu tertentu. Dalam hal ini wawancara perorangan adalah teknik yang tepat agar orang yang diwawancarai tidak berpengaruh oleh pendapat orang lain. Dan teknik pembicaraan individual dapat digunakan, menurut Sutisna dalam Sagala, pembicaraan individual merupakan teknik supervisi yang sangat penting karena kesempatan yang diciptakannya bagi kepala sekolah (pengawas) untuk bekerja secara individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah profesional pribadinya.[5]
Tujuan Observasi adalah:
a.       Untuk mendapatkan data objektif sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru.
b.      Bagi guru, data yang dianalisis akan dapat membantu cara mengajarnya.
c.       Bagi murid tentu akan dapat menimbulkan pengaruh positif dalam belajar.[6]
3.      Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa
Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Meskipun di beberapa sekolah telah dibentuk bagian konseling masalah-masalah yang sering timbul lebih baik dipecahkan oleh guru kelas daripada diserahkan pada guru BK yang akan memakan waktu yang lebih lama untuk mengatasinya. Karena, guru kelas merupakan pembibing yang utama.[7]
4.      Membimbing guru-guru tentang kurikulum sekolah
a.       Menyususn program caturwulan.
b.      Menyusun program satuan pelajaran.
c.       Kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas.
d.      Teknik-teknik evaluasi.
e.       Media belajar.
f.       Kegiatan ekstra dan studi tour.
5.      Interview Pribadi
Interview pribadi dilakukan oleh seorang supervisor dan seorang guru yang bertujuan untuk menemukan usaha-usaha memecahkan problematika yang dihadapi oleh guru.[8]
6.      Kunjungan Antar Kelas
Yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah saling mengunjungi antara guru satu dengan guru yang lain yang sedang mengajar untuk mengetahui metode mengajar guru.
7.      Menilai Diri Sendiri (Self Evaluasi on Checklist)
Salah satu tugas yang tersukar bagi guru adalah melihat kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk mengukur kemampuan mengajar, menilai diri sendiri merupakan tehnik yang dapat membantu guru dalam pertumbuhannya.[9]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Teknik supervisi individu yaitu bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas supervisi, baik terjadi didalam kelas maupun diluar kelas. Dalam hal ini yang disupervisi mungkin juga perorangan, tetapi mungkin juga bukan hanya seorang. Maksudnya adalah memberikan bimbingan perorangan atau individu. Pendapat lain tentang tekhnik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan adalah pelaksanaan yang diberikan kepada guru-guru tertentu yang mempunyai masalah dan bersifat perseorangan.
Macam-macam teknik supervisi yaitu:
1.      Teknik kunjungan kelas
2.      Teknik observasi
3.      Teknik membimbing guru dalam mempelajari pribadi siswa
4.      Teknik membimbing guru dalam mempelajari kurikulum sekolah
5.      Teknik interview pribadi
6.      Teknik mengunjungi antarkelas
7.      Teknik menilai diri sendiri













DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. Supervisi Pengajaran dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
Daryanto, M.Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
Herlina, Gusria. “Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Di Kecamatan Sijunjung”, Jurnal Administrasi Pendidikan, (vol: 1, 1 Oktober 2013).
Maryono, Dasar-dasar dan teknik menjadi Sepervisor Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Nengah Widyani, Ni. “Teknik Supervisi Kunjungan Kelas Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Dan Profesionalisme Guru SD 3 Dan 10 Kesiman Denpasar”, Jurnal Sains dan Teknologi, (Vol. 11 No. 1 Agustus 2011).
Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
Sahartian, Supervisi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.


[1] Ni Nengah Widyani, “Teknik Supervisi Kunjungan Kelas Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Dan Profesionalisme Guru SD 3 Dan 10 Kesiman Denpasar”, Jurnal Sains dan Teknologi, (Vol. 11 No. 1 Agustus 2011), 109-110.
[2] Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), 45.
[3] Ngalim Purwanto,  Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), 122.
[4] M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), 186-187.
[5] Gusria Herlina, “Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Di Kecamatan Sijunjung”, Jurnal Administrasi Pendidikan, (vol: 1, 1 Oktober 2013), 2.
[6] Maryono, Dasar-dasar dan teknik menjadi Sepervisor Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 31.
[7] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 121.
[8] Maryono, Dasar-dasar dan Teknik menjadi Supervisor Pendidikan, 34-35.
[9] Sahartian, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), 79-83.

Jumat, 01 Januari 2016

Makna Tahun Baru



                Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun pun demikian, tidak bisa di-nafi-kan lagi bahwa kita selalu mengikuti perkembangan zaman yang ada, dari mulai yan bersifat eksternal seperti: fashion, gadget, industri, properti, desain, hinga makanan semua seakan-akan bergerak mau tanpa ada yang menghentikan kedinamisan ini. Dan bersifat internal meliputi sikap, keinginan, nafsu, hingga kepribadian semuanya tentu ikut serta dalam perubahan zaman yang maju ini.
                Sebenarnya kemajuan dan perubahan merupakan dua kata yang amat berkesinambungan, keduanya merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Mengenai kemajuan, manusia tidak akan lepas dari aspek ini, hampir seluruh aspek kehidupan harus maju, dinamis. Misalkan sarana prasarana, properti, produk, desain, fashion, hingga peraturan. Aspek lain yang tidak kalah penting yaitu perubahan,. Terkadang perubahan bisa dikatakan berbanding lurus dengan kemajuan, terkadang juga sebaliknya, bisa saja berubah kearah mundur. Maka dari itu, sejalan dengan kedinamisan, kita membutuhkan perencanaan yang tepat agar perubahan yang kita inginkan bisa berjalan secara sistematis dan terorganisir.
                Move on merupakan kata yang tepat untuk menstimulasi anda-anda yang memiliki kehidupan yang monoton dan stagnan. Walaupun anda bukan orang yang lagi galau atau diputusin pacar, kata move on sangat penting bagi anda dilihat dari sudut pandang yang lain, seperti move on dari metode pacaran yang monoton, move on dari yang awalnya hanya pacaran tanpa mementingkan untuk menggapai mimpi-mimpi kita, dengan move on, jadikan pacaran sebagai motivasi untuk menggapai mimpi-mimpi anda,itulah yang dinamakan move on.
                Selain perubahan, kemajuan dan move on, kata lain yang menurut saya memiliki esensi yang sama dengan kata-kata tersebut yaitu hijrah. Dalam agama Islam, Hijrah diartikan sebagai suatu perubahan tempat ke tempat lain. Lebih spesifik lagi perpinddahan dari tempat yang membuat kita gelisah, kacau, buruk, dll, ke tempat yang lebih nyaman, lebih baik dari sebelumnya lebih, sejahtera, lebih berwarna, dll. Secara esensial, hijrah juga dapat diartikan dalam dua sifat yaitu berpindah secara dhohir dan berpindah secara batin. Berpindah secara dhahir yaitu berpindah dari satu tempat ketempat lain seperti pada contoh diatas. Sedangkan perpindahan secara batin yaitu perpindahan berupa sikap, sifat, watak, yang dulunya dirasa kurang baik, maka dengan niatan yang mantap ingin berpindah ke sikap, sifat, dan watak yang baik juga termasuk dalam kategori hijrah.
                Untuk menciptakan perubahan, kemajuan, move on, dan hijrah, diperlukan satu kata untuk dapat mengoptimalkannya yaitu resolusi. Hal-hal apa sajakah yang telah anda ingin lakuakan di tahun lalu? Bagaimana hasil dari penyelesaian kegiatan yang anda lakukan? Apa saja hal-hal yang ingin anda benahi di tahun baru ini? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan gambaran umum mengenai resolusi. Terkadang resolusi diartikan sebagai harapan, keinginan, mimpi, dll. Menurut saya pengertian tersebut cukup benar, tetapi kurang sempurna. Namanya “Resolusi” tentu harus ada hal-hal berikut yang sangat menunjang optimalnya resolusi, yaitu: 1) Niat untuk mewujudkan, 2) Cara-cara/metode agar dapat terwujud, 3) Pembenahan (evaluasi) mengenai hal-hal yang menghambat terwujudnya harapan, keinginan, mimpi, dll.
                Konklusinya, apabila semua kata-kata tersebut yang saya paparkan diterapkan dengan benar maka anda akan menemukan makna “Tahun Baru”.
Selamat Tahun Baru 2016

Translate